Senin, 28 Mei 2012

ONLINE LEARNING


1.    Pengertian
Online learning juga bisa disebut electronic learning atau e-learning, merupakan pembelajaran yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer (Molenda, 2005). Materi pembelajaran diakses melalui suatu jaringan, dengan sumber-sumber seperti website, internet, CD-ROM, DVD.
Pendapat yang bersesuaian dengen Molenda, dikemukakan oleh Clark & Mayer (2003) sebagai berikut:
-        E-learning adalah pembelajaran yang disampaikan dalam komputer dengan CD-ROM, internet, atau intranet dengan bentuk:
-        Memasukkan materi yang relevan dengan tujuan.
-        Menggunakan unsur-unsur media seperti kata-kata, gambar, untuk menyajikan materi dan metode.
-        Menggunakan metode pembelajaran seperti, contoh dan dan praktek yang membantu belajar.
-        Membangun pengetahuan dan keterampilan baru yang dikaitkan dengan tujuan belajar atau meningkatkan kinerja.
Secara singkat, “e” dalam e-learning berkaitan dengan “bagaimana” pelajaran di digitalisasi sehingga dapat disimpan dalam bentuk elektronik. “Learning” dalam e-learning berkenaan dengan “apa” – pelajaran, termasuk isi dan cara untuk membantu pebelajar mempelajarinya. “Mengapa” – bertujuan membantu individu mencapai tujuan pendidikan, atau membantu individu mencapai tujuan pendidikan, atau membantu organisasi membangun keterampilan yang berkaitan untuk meningkatkan tugas.
Kaitan antara Distance learning, online learning dan web based leaarning.
Distance learning merupakan suatu lingkungan yang luas, model paedagogis atau konstruk, yang mendeskripsikan belajar sebagai bentuk interaksi yang terjadi lintas waktu, tempat, dan berbagai media. Online learning merupakan aplikasi khusus distance learning yang menggunakan internet dan teknologi berbasis web untuk mendukung bentuk-bentuk ineteraksi yang disebarkan. Web based instruction merupakan aplikasi khusus online learning untuk penyampaian pembelajaran.

2.    Lingkungan belajar tradisional versus belajar online
Saat ini paradigma pembelajaran telah berubah dari teacher centered learning (belajar yang berpusat pada guru) ke student-centered learning (belajar yang berpusat pada pebelajar), yang ditandai dengan keaktifan pebelajar dalam proses pembelajaran, dan diasumsikan pebelajar memiliki tanggungjawab atas kegiatan belajarnya sendiri.
Kelas tradisional merupakan self-contained, kurikulum merupakan unit-unit terisolasi dan interaksi terbatas pada unit ini (Kearsley, 2000).
a.      Lingkungan belajar jarak jauh tradisional
1)   Belajar korespondensi
belajar melalui korespondensi terutama diberikan melalui media cetak. Belajar jenis ini memiliki kelebihan dala perencanaan, bimbingan, dan mempraktekkan organisasi pendidikan secara paedagogis. Secara substansial pebelajar tergantung pada guru untuk bimbingan, guru aktif, pebelajar pasif.
2)   Belajar mandiri
versi lain lingkungan belajar jarak jauh tradisional yaitu program yang lebih merespon pada kebutuhan dan tujuan pebelajar, dan pebelajar menerima tingkat pertangungjawaban yang tinggi untuk melaksanakan program belajar. Belajar jenis ini disebut dengan istilah belajar mandiri.
3)   Belajar bagaimana belajar
kegiatan belajar yang sangat berbeda antara belajar tatap muka dengan online learning adalah pemberian otonomi yang luas kepada pebelajar dalam pemilihan tentang kapan, dimana, dan bagaimana cara belajar (Kearsley, 2000). Pebelajar diberi keleluasaan untuk mengatur minat dan cara belajar sendiri. Namun otonomi tersebut membawa tanggung jawab. Pebelajar harus memiliki inisiatif dan disiplin diri untuk belajar dan melaksanakan tugas-tugas. Pebelajar yang tidak memiliki kemampuan tersebut akan sangat lemah dengan kelas online. Akibatnya, pembelajaran online banyak menimbulkan kegagalan.
Suatu cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut yaitu:
Pertama, mencoba mengajar pebelajar tentang bagaimana belajar dengan baik. Kedua, mencoba meningkatkan tingkat motivasi belajar..

Penyesuaian lingkungan sosial
Online learning merupakan suatu kegiatan sosial di samping individual. Sebagian besar orang memiliki keterampilan ini secara insidental melalui keluarga atau kehidupan sekolah. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan antara lain:
-     Guru memulai dengan pengenalan pebelajar satu sama lain, biasanya melalui forum diskusi.
-     Meminta pebelajar berpasangan atau kelompok kecil untuk berdiskusi tentang suatu pertanyaan tertentu.
-     Meminta pebelajar (dalam kelompok kecil) menganalisis suatu kasus atau masalah.

Komponen kunci online learning:
Ada 3 komponen kunci online learning yang menurut Dabbagh & Ritland (2005) secara bersama-sama membantu perkembangan belajar dan interaksi bermakna, yaitu:
-     model atau konstruk paedagogis (belajar terbuka, fleksibel, dan distributed learning)
-     strategi pembelajaran (seperti kolaboratif, artikulasi, refleksi, bermain peran, stimulasi, eksplorasi, pemecahan masalah, dll).
-     Alat-alat pedagogis, atau teknologi online (seperti, internet dan teknologi berbasis web).

b.      Lingkungan belajar online
1)      Open (flexible) learning
Belajar terbuka (open learning) merupakan suatu pendekatan baru untuk mendiskripsikan pendidikan yang menempatkan pemisahan dari kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya, untuk memfokuskan kebutuhan individu, dan menciptakan tempat belajar terbuka berdasarkan “kekinian” (Edward, 1995)
2)      Distributed learning
Belajar terdistribusi (distributed learning) dideskripsikan sebagai penyajian pendidikan, pada suatu waktu, dimana saja, diberbagai lokasi, dengan menggunakan satu atau lebih teknologi atau tanpa teknologi.
E-learning sering dikombinasikan  dengan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran campuran atau hybrid learning. Aplikasi pendidikan saat ini sedang berkembang, pebelajar tidak lagi hanya mengakses buku teks disekolah, namun bahan ajar sudah jauh diluar dinding sekolah. Komputer dapat menjadi suatu perpustakaan lengkap karena mampu menyajikan informasi dalam berbagai bentuk seperti teks, gambar, suara, data, dan video dua arah.
Adanya interaksi tersebut akibatnya merubah peranan guru dalam pembelajaran. Guru dapat terpisah secara geografis dari pebelajar, dan pebelajar pun dapat belajar dengan pebelajar dari seluruh dunia.
Kelebihan :
·    Menyajikan variasi media.
·    Memperoleh informasi mutakhir.
·    Kemudahan dan kecepatan mengakses.
·    Pertukaran ide dengan pebelajar dari kota atau negara lain.
·    Komunikasi yang luwes antara satu sama lain pada waktu yang berbeda dan merespon kapan saja.
·    Biaya perangkat keras, perangkat lunak, waktu belajar dan layanan telekomunikasi secara nominal lebih rendah.
Kekurangan :
·    Materi tidak sesuai dengan umur pebelajar.
·    Pemanfaatan hak cipta untuk tugas tugas sekolah.
·    Perkembangan yang tidak terprediksikan.
·    Perawatan harus dilakukan dengan baik dan diperlukan dukungan teknis untuk kelangsungan penggunaannya.
·    Pengaksesan membutuhkan sarana modem atau sistem kabel agar dapat berhubungan dengan jaringan internet.
·    Kecepatan mengakses yang lambat.
·    Kurangnya pengontrolan kualitas informasi.
3)      Pemanfaatan program belajar melalui online learning
Banyak program belajar yang disajikan secara online. Dengan demikian, pebelajar dapat mengakses pelajaran yang mungkin tidak terdapat di sekolah. Peserta didik juga dapat menggunakan e-mail untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas individual. Melalui komunikasi media komputer peserta didik dapat belajar tentang budaya negara lain. Guru pun dapat mengintenskan komunikasi dengan orang tua murid dengan menggunakan e-mail. Menggunakan komputer juga sangat memungkinkan untuk menghubungkan pebelajar dengan orang lain atau ahli bidang studi di luar kelas.
Peserta didik dapat berkomunikasi lewat e-mail dengan teman lain, guru, nara sumber dimanapun di seluruh dunia. Pengguna internet dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan berpartisipasi dalam kelompok diskusi, yang diklasifikasikan ke dalam newsgroup atau mailing list, yang memungkinkan seseorang menulis komentar, pertanyaan, dan menjawab pertanyaan orang lain untuk topik yang sama, juga komentar dan pertanyaan dari kita.

Local Area Network Dan Wide Area Network
Local Area Network (LAN)
Dari semua jaringan yang ada, yang paling sederhana adalah jaringan lokal (local area network atau LAN). LAN hanya menghubungkan komputer untuk lokasi yang sangat terbatas. Jaringan ini menghubungkan suatu komputer dengan komputer lain untuk bertukar file atau sumber-sumber informasi dalam radius yang masih terjangkau. Suatu jaringan LAN dihubungkan secara sentral kesebuah komputer yang dilengkapi dengan server, menggunakan kabel atau yang tidak menggunakan kabel atau yang disebut Hot Spot.

Wide Area Network (WAN)
WAN merupakan jaringan internet yang jangkauannya lebih luas. Bahkan WAN dapat menghubungkan komputer yang terpisah secara geografis, misalnya antar kota, negara dan bangsa. Contoh penggunaan jaringan WAN adalah computer conferencing atau desktopvideo cenferencing.
Computer conferencing adalah jaringan yang menghubungkan dua atau lebih komputer secara bersama-sama untuk dapat saling tukar menukar informasi. Jenis teknologi ini sekarang merupakan suatu keharusan untuk penilaian akreditasi kemajuan teknologi di suatu perguruan tinggi.
Dekstop video conferencing merupakan jaringan yang dapat menghubungkan orang atau sekelompok orang dengan orang atau kelompok orang lain secara langsung. Melalui internet dengan menggunakansoftware khusus dan video kamera, seseorang akan mempunyai pengalaman berhubungan dengan orang lain dan dapat mendengarkan suara serta melihat gambar asli orang yang sedang dihubungi. Model jaringan ini disebut teleconference.

Keuntungan :
·      Mudah berkomunikasi
·      Berbagi peragkat keras maupun perangkat lunak
·      Sentralisasi
·      Konsisten
·      Kemutakhiran
Keterbatasan :
·      Biaya cukup mahal untuk suatu gedung yang luas
·      Memerlukan perangkat lunak khusus yang kompatibel
·      Jumlah pengguna terbatas
·      Remote tidak reliabel
·      Kecepatan respon

Beberapa tipe e-learning
Meskipun semua e-learning disajikan dalam komputer, pembelajaran yang berbeda akan mencerminkan asumsi belajar yang berbeda. Clark & Mayer (2003) mengemukakan 3 tipe belajar untuk memperoleh informasi sebagai berikut :
Tipe
Pengembangan Pelajaran
Digunakan Untuk
Deskriptif
Perolehan informasi
Meliputi sejumlah informasi dengan kesempatan praktek terbatas
Menginformasikan tujuan
Direktif
Memperkuat respon
Memperoleh respon yang sering dari pebelajar dan memberi balikan dengan segera
Melaksanakan prosedur untuk mencapai tujuan
Diskoveri terbimbing
Membentuk pengetahuan
Menyiapkan masalah-masalah tugas yang realistis dan sumber-sumber yang mendukung
Melaksanakan prinsip-prinsip untuk mencapai tujuan

Belajar untuk perolehan informasi
Dari sudut pandang perolehan informasi, belajar melibatkan penambahan informasi pada ingatan seseorang. Metode pembelajaran yang berguna adalah menyajikan sebanyak mungkin informasi, seefisien mungkin, misalnya melalui teks di layer. Tugas guru adalah menyampaikan informasi seperti menuangkan pelajaran dari se kendi air.

Belajar untuk memperkuat respon
Menurut pandangan ini, belajar memperkuat keterlibatan atau pelemahan asosiasi antara stimulus dan respon. Dari teori stimulus-respon (S-R Bond Theory) Thorndike, bahwa belajar dilakukan dengan melatih hubungan antara stimulus (S) dan respon (R). Metode pembelajaran yang bermanfaat adalah latihan dan praktek, tidka sekedar melatih hubungan S-R. Guru memberikan pertanyaan, memberi hadiah untuk jawaban yang benar dan hukuman untuk jawaban yang salah. Tugas guru menyiapkan konten singkat diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan serta balikan atau koreksi. Tugas pebelajar memberi respon secara benar untuk pertanyaan yang diberikan oleh guru dan merevisi jawaban berdasarkan umpan balik dari guru.

Belajar untuk membangun pengetahuan
Pandangan ini mengatakan bahwa pebelajar membangun representasi mental yang koheren. Metode pembelajaran yang bermanfaat adalah kinerja terbimbing, peserta didik mencoba menyelesaikan suatu tugas pekerjaan otentik di lapangan dengan bimbingan dari instruktur tentang bagaimana memproses suatu informasi yang masuk. Tugas instruktur adalah memberikan bimbingan kognitif dan tugas peserta didik menyajikan materi dalam konteks pemecahan masalah yang berkaitan.

4)      Model- model Online Learning
Dabbagh & Ritland (2005) mengemukakan model-model online learning sebagai berikut :
v Knowledge network (jaringan pengetahuan)
Knowledge network merupakan jaringan telekomunikasi yang awalnya dibentuk secara geografis. Informasi diberikan melalui transfer elektronik atau kegiatan kolaboratif yang mendukung produksi dan menggunakan pengetahuan.
v Portal knowledge (pengetahuan portal)
Portal knowledge merupakan kiasan pelayanan yang diadopsi oleh lingkungan internet komersil, layanan pendidikan, dan organisasi media yang mengimplikasikan kumpulan konten lain yang legal ke dalam satu local entry point (LEP) yang sederhana. LEP merupakan “pelabuhan yang aman” bagi pengguna dunia maya.
v Asynchronous learning network (jaringan belajar yang tidak sinkron)
Jaringan belajar asynchronous digunakan untuk mendeskripsikan masyarakat belajar yang melalui jaringan komputer dapat berkomunikasi satu sama lain dan mengakses materi-materi belajar setiap saat dari suatu tempat. Pebelajar di sini menggunakan teknologi komunikasi untuk berinteraksi dengan sumber-sumber belajar jarak jauh, pelatih, atau mentor, dan pebelajar lain. Jenis belajar ini lebih formal daripada jaringan pengetahuan dan portal pengetahuan.
v Telelearning (belajar dari jauh)
Telelearning merupakan hubungan antar individu dengan sumber belajar melalui teknologi komunikasi untuk belajar yang berkaitan dengan tujuan. Telelearning meliputi kegiatan-kegiatan pembelajaran seperti: tele acces (penggunaan sumber-sumber online), virtual publishing (materi-materi kelas dipubliksikan untuk umum melalui jaringan telekomunikasi), telepresnce (kemampuan menggunakan teknologi telekomunikasi untuk tujuan-tujuan penemuan/penelitian), telementoring, telesharing (mendukung pergantian semua bentuk informasi di antara pemakai melalui teknologi komunikasi), dan telecollaboration (pengguna teknologi telekomunikasi untuk pemecahan masalah, mendesain kolaboratif dan inkuiri kolaboratif lintas kelas)
v Virtual classroom (kelas virtual)
Kelas virtual merupakan lingkungan belajar online formal, menyerupai lingkungan kelas tetapi tanpa interaksi tatap muka. Pebelajar dalam kelas virtual berbagi pemikiran dengan guru dan teman-teman sekelas menggunakan komputer dan perangkat keras yang memungkinkan para pebelajar mengirim dan menerima pesan, berinteraksi dengan guru dan teman kelas, membaca dan memberi komentar materi kuliah,menempuh tes, dan menerima balikan tanpa menghadiri jadwal kelas.
v Web-based instruction (pembelajaran berbasis web)
Pembelajaran berbasis web meliputi desain terpadu dan penyajian sumber-sumber belajar melalui World Wide Web, menghadapkan pebelajar dengan pembelajaran berbasis teks, hypermedia, multimedia, dan sumber-sumber kolaboratif untuk keperluan pembelajaran.

5)      Proses pengembangan E-learning
v Analisis kebutuhan
Tahap untuk menentukan kesenjangan yang ada dengan tujuan yang diharapkan dicapai oleh suatu lembaga/organisasi.  Contoh: suatu PGSD menerapkan teknologi e-learning  untk mengikuti suatu pembelajaran. Beberapa mata kuliah diikuti secara online, akhir semester diketahui prestasi mahasiswa menurun. Pimpinan memutuskan pembelajaran dilakukan secara tatap muka karena e-learning tidak cocok dengan gaya belajar mahasiswa. Padahal penyebabnya terletak pada program online yang tidak terakses, disebabkan padatnya jaringan. Jadi pemecahan masalah bukan mengganti pendekatan pembelajaran, tapi memperbaiki jaringan agar berjalan lancar.
v Mendeskripsikan tingkat kinerja/kompetensi yang ingin dicapai
Bila e-learning dianggap sebagai solusi yang tepat, langkah berikutnya menganalisis apa yang hendak dicapai melalui program ini, tingkat kinerja seperti apa yang diharapkan, perlu diidentifikasi deskripsi kinerja/kompetensi yang indin dicapai melalui e-learning. Deskripsi ini untuk menetapkan materi pembelajaran yang harus dipelajari. Untuk pengembang pembelajaran, langkah ini berarti menetapkan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, kemudian memilih materi (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur) serta pengalaman belajar yang sesuai untuk mendukung pencapaian kompetensi.
v Menetapkan metode daan media pembelajaran
Metode merupakan cara yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran, sedangkan media sebagai pendukung yang memfasilitasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Berbagai metode serta media yang biasa digunakan di kelas tatpa muka kemungkinan dapat diterapkan juga pada kelas e-learning.
v Menentukan jenis evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
Bila pembelajaran dilakukan dengan format e-learning, desainer pembelajaran harus menyususn instrument evaluasi yang memungkinkan pebelajar dapat melakukan evaluasi diri. Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, evaluasi dapat berlangsung selama proses pembelajaran yang berupa balikan, atau revisi-revisi tugas, dengan harapan pada akhirnya pebelajar mengetahui pencapaian hasil belajar yang telah ditempuhnya.

6)      Perpaduan E-Learning Dengan Classroom Learning (Blended Learning)
Untuk dapat menerapkan pembelajaran dengan format e-learning murni bukankah suatu hal yang mudah. Kemajuan teknologi saat ini selain membawa dampak positif, juga ada segi-segi negative yang perlu dicegah, agar dapat mempengaruhi anak didik. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak kecil seusia SD sudah mahir membuka internet. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan orang tua maupun guru untuk menunjukkan kegunaan yang positif bagi pembelajaran. Dari pengamatan penulis di lapangan, rasanya belum memungkinkan untuk menerapkan pendekatan online secara penuh di sekolah pada saat ini. Namun bilatidak mengikui kemajuan ini, anak-anak didik di negeri ini akan tertinggal untuk masuk ke era global. Untuk menerapkan pendekatan ini, ada pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut, (diadaptasi dari Rosenberg, 2000) :
-     Dimana e-learning tidak tepat?
-     Bagaimana seharusnya e-learning digunakan untuk mendukung classroom learning?
-     Bagaimana seharusnya komponen e-learning dan classroom learning di urutkan?
-     Berapa banyak waktu yang seharusnya disediakan diantaratiap komponen?
-     Bagaimana pengalaman dalam pekerjaan dipadukan ke dalam pembelajaran?
-     akan efektifkah belajar secara penuh diterapkan?

Peranan Baru Belajar di Kelas
Dengan seluruh potensi e-learning, mungkin mudah untuk meniadakan kelas tradisional. Meskipun e-learning memberi konstribusi yang besar, tidak berarti bahwa hal itu merupakan akhir kegiatan di kelas.
Kenyataan, kegiatan belajar di kelas memiliki peranan yang unik dalam belajar, bagaimanapun juga akan mempunyai peranan yang bebeda dibandingkan beberapa waktu yang lalu. Interkasi kelompok, pemecahan masalah, evaluasi kinerja, observasi ahli, pembentukan budaya, dan tim kerja mempresentasikan atribut penitng dari system belajar, yang dalam banyak hal dianggap sangat baik melalui pengalaman di kelas
Dengan keberadaan konten yang berubah sepnjang waktu, masalahnya terletak pada “bimbingan pembelajar” yang harus selalu diubah setiap waktu. Dalam hal ini bimbingan dapat diakses melalui web yang dapat diperbaharui dengan mudah. Dengan mengakses web, kegiatan belajar dapat dimulai dari kelas awal dan dilanjutkan dalam jangka waktu tertentu sampai kegiatan kelas berhasil. Khususnya pembentukan belajar bermasyarakat di antara pembelajar dan tindak lanjut akses untuk memperbaharui materi pembelajaran. Karena perbedaan latar belakang, tingkat pengetahuan,motivasi, kemampuan pembelajar, juga akan menambah kesulitan yang dialami peserta didik yang belajar pada waktu yang sama untuk semua mata pelajaran.

Model Pembelajaran
Dengan memadukan antara e-learning dengan classroom learning, beberapa alternative pembelajaran berikut ini dapat dipiih :
-     model kelas murni. Di sini semua kegiatan belajar disampaikan di dalam kelas tetapi ada tugas-tugas yang diberikan kepada pembelajar untuk mengakses internet atau web
-     pebelajar belajar melalui online learning – pertemuan kelas – online learning lagi – pertemuan kelas untuk keterampilan-keterampilan lanjut – pertemuan kelas atau aplikasi praktis
-     kegiatan di kelas – online learning – mentoring (keterampilan lanjutan) – aplikasi praktis di lapangan
-     pertemuan kelas – pertemuan kelas – aplikasi praktis – e mentoring – pengalaman lapangan

7)      Pembangunan Budaya Belajar
Tidaklah mudah untuk merubah strategi pembelajaran dari belajar di kelas ke pendekatan e-learning. Langkah penting yang dibutuhkan adalah mengembangkan budaya belajar. Kemajuan teknologi informasi ditindaklanjuti dan dieksploitasi sebagai sumber belajar.
Dalam rangka menyukseskan e-learning, budaya belajar tidak sekedar ucapan bibir belaka, melainkan harus dilaksanakan secara komprehensif dengan kegiatan belajar, seperti dinilai selama proses belajar berlangsung apakah kegiatan belajar berlangsung, apakah kegiatan belajar produktif dan tidak membuang-buang waktu. Pegembangan budaya belajar memerlukan kerja keras. Setiap pebelajar harus memiliki persepsi bahwa belajar dan bekerja itu berbeda (bahwa bekerja menghasilkan sesuatu, sedangkan belajar tidak). Bahwa belajar hanya terjadi di kelas, dan bahwa pembelajaran dan pelatihan merupakan dua hal yang berbeda. Untuk mengurangi resistensi dan merubah rasa percaya diri, satu hal yang sangat penting adalah perubahan budaya belajar.

Keuntungan internet sebagai fasilitas belajar
Pada saat ini internet merupakan suatu komponen penting dalam belajar. Banyak informasi dari internet yang dapat digali sebagai umber belajar. Dengan pertumbuhan ilmu dan tehnologi, internet menjadi penting untuk mengajar pebelajar tentang bagaimana menggunakan informasi dari internet dalam rangka memecahkan masalah di semua konteks pada saat ini, juga masa mendatang.

Beberapa keuntungan penggunaan internet dalam belajar
-     World wide web (WWW) memotivasi pebelajar dari berbagai gaya belajar
-     Program e-mail memungkinkan komunikasi dan kolaborasi di antara para peserta didik dengan ahli bidang studi atau dengan pebelajar lain di luar kota atau Negara lain
-     Menyajikan akses informasi yang luas dari berbagai sumber
-     Menyajikan hasil kerja pebelajar melalui WWW yang menciptakan rasa percaya diri dan yang paling penting adalah hasil kerja peserta didik dapat dilihat oleh oran lain
-     Kegiatan yang memungkinkan peningkatan kegiatan belajar di berbagai bidang pengetahuan
-     Memungkinkan semua pendidik untuk berkumpul dan berbagi informasi dan mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan belajar
-     Mempemudah peranan guru sebagai konselor dalam penemuan pengetahuan

Keterbatasan belajar melalui ineternet
Sumber-sumber internet memiliki kemungkinan untuk mendukung target belajar seperti halnya sumber-sumber belajar yang lain. Internet seharusnya hanya digunakan dalam belajar jika hal itu memungkan pebelajar mengerjakan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan sebelumnya.
Dengan semua keunggulan dan keterbatasan e-learning salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah memadukan antara e-learning dan classroom learning. Hal ini dapat dilakukan kalau tidak semua kegiatan belajar dapat diakses melalui internet. Di sisi lain, untuk memperkaya classroom learning, pebelajar juga harus mengakses informasi melalui internet. Internet tidak seharusnya dieksploitasi hanya karena telah tersedia. Guru tidak hanya mengakses apa yang dibutuhkan melalui internet.

3 komentar:

Levina Adawiyah

makasih sharingnya mbak...ijin permateri...

Unknown

Terimakasih atas sharingnya, apakah ada informasi pustakanya?

Anonim

This content is written very well. Your use of formatting when making your points makes your observations very clear and easy to understand. Thank you. online learning

Dí lo que piensas...