1.
Pengertian
Online learning juga bisa disebut
electronic learning atau e-learning, merupakan pembelajaran yang disajikan
secara elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer
(Molenda, 2005). Materi pembelajaran diakses melalui suatu jaringan, dengan
sumber-sumber seperti website, internet, CD-ROM, DVD.
Pendapat yang bersesuaian dengen
Molenda, dikemukakan oleh Clark & Mayer (2003) sebagai berikut:
-
E-learning adalah
pembelajaran yang disampaikan dalam komputer dengan CD-ROM, internet, atau intranet
dengan bentuk:
-
Memasukkan materi yang
relevan dengan tujuan.
-
Menggunakan unsur-unsur
media seperti kata-kata, gambar, untuk menyajikan materi dan metode.
-
Menggunakan metode
pembelajaran seperti, contoh dan dan praktek yang membantu belajar.
-
Membangun pengetahuan
dan keterampilan baru yang dikaitkan dengan tujuan belajar atau meningkatkan kinerja.
Secara singkat, “e” dalam e-learning
berkaitan dengan “bagaimana” pelajaran di digitalisasi sehingga dapat disimpan
dalam bentuk elektronik. “Learning” dalam e-learning berkenaan dengan “apa” –
pelajaran, termasuk isi dan cara untuk membantu pebelajar mempelajarinya.
“Mengapa” – bertujuan membantu individu mencapai tujuan pendidikan, atau
membantu individu mencapai tujuan pendidikan, atau membantu organisasi
membangun keterampilan yang berkaitan untuk meningkatkan tugas.
Kaitan antara Distance learning, online
learning dan web based leaarning.
Distance learning merupakan suatu
lingkungan yang luas, model paedagogis atau konstruk, yang mendeskripsikan
belajar sebagai bentuk interaksi yang terjadi lintas waktu, tempat, dan
berbagai media. Online learning merupakan aplikasi khusus distance learning
yang menggunakan internet dan teknologi berbasis web untuk mendukung
bentuk-bentuk ineteraksi yang disebarkan. Web based instruction merupakan
aplikasi khusus online learning untuk penyampaian pembelajaran.
2.
Lingkungan
belajar tradisional versus belajar online
Saat ini paradigma pembelajaran telah
berubah dari teacher centered learning (belajar yang berpusat pada guru) ke
student-centered learning (belajar yang berpusat pada pebelajar), yang ditandai
dengan keaktifan pebelajar dalam proses pembelajaran, dan diasumsikan pebelajar
memiliki tanggungjawab atas kegiatan belajarnya sendiri.
Kelas tradisional merupakan
self-contained, kurikulum merupakan unit-unit terisolasi dan interaksi terbatas
pada unit ini (Kearsley, 2000).
a.
Lingkungan
belajar jarak jauh tradisional
1) Belajar
korespondensi
belajar melalui
korespondensi terutama diberikan melalui media cetak. Belajar jenis ini
memiliki kelebihan dala perencanaan, bimbingan, dan mempraktekkan organisasi
pendidikan secara paedagogis. Secara substansial pebelajar tergantung pada guru
untuk bimbingan, guru aktif, pebelajar pasif.
2) Belajar
mandiri
versi lain lingkungan
belajar jarak jauh tradisional yaitu program yang lebih merespon pada kebutuhan
dan tujuan pebelajar, dan pebelajar menerima tingkat pertangungjawaban yang
tinggi untuk melaksanakan program belajar. Belajar jenis ini disebut dengan
istilah belajar mandiri.
3) Belajar
bagaimana belajar
kegiatan belajar yang
sangat berbeda antara belajar tatap muka dengan online learning adalah
pemberian otonomi yang luas kepada pebelajar dalam pemilihan tentang kapan,
dimana, dan bagaimana cara belajar (Kearsley, 2000). Pebelajar diberi
keleluasaan untuk mengatur minat dan cara belajar sendiri. Namun otonomi
tersebut membawa tanggung jawab. Pebelajar harus memiliki inisiatif dan
disiplin diri untuk belajar dan melaksanakan tugas-tugas. Pebelajar yang tidak
memiliki kemampuan tersebut akan sangat lemah dengan kelas online. Akibatnya,
pembelajaran online banyak menimbulkan kegagalan.
Suatu
cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut yaitu:
Pertama,
mencoba mengajar pebelajar tentang bagaimana belajar dengan baik. Kedua,
mencoba meningkatkan tingkat motivasi belajar..
Penyesuaian lingkungan
sosial
Online
learning merupakan suatu kegiatan sosial di samping individual. Sebagian besar
orang memiliki keterampilan ini secara insidental melalui keluarga atau
kehidupan sekolah. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan antara lain:
- Guru
memulai dengan pengenalan pebelajar satu sama lain, biasanya melalui forum
diskusi.
- Meminta
pebelajar berpasangan atau kelompok kecil untuk berdiskusi tentang suatu
pertanyaan tertentu.
- Meminta
pebelajar (dalam kelompok kecil) menganalisis suatu kasus atau masalah.
Komponen kunci online
learning:
Ada
3 komponen kunci online learning yang menurut Dabbagh & Ritland (2005)
secara bersama-sama membantu perkembangan belajar dan interaksi bermakna,
yaitu:
- model
atau konstruk paedagogis (belajar terbuka, fleksibel, dan distributed learning)
- strategi
pembelajaran (seperti kolaboratif, artikulasi, refleksi, bermain peran,
stimulasi, eksplorasi, pemecahan masalah, dll).
- Alat-alat
pedagogis, atau teknologi online (seperti, internet dan teknologi berbasis
web).
b.
Lingkungan
belajar online
1) Open
(flexible) learning
Belajar
terbuka (open learning) merupakan suatu pendekatan baru untuk mendiskripsikan
pendidikan yang menempatkan pemisahan dari kurikulum yang telah ditetapkan
sebelumnya, untuk memfokuskan kebutuhan individu, dan menciptakan tempat
belajar terbuka berdasarkan “kekinian” (Edward, 1995)
2) Distributed
learning
Belajar
terdistribusi (distributed learning) dideskripsikan sebagai penyajian
pendidikan, pada suatu waktu, dimana saja, diberbagai lokasi, dengan
menggunakan satu atau lebih teknologi atau tanpa teknologi.
E-learning
sering dikombinasikan dengan
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran campuran atau hybrid learning.
Aplikasi pendidikan saat ini sedang berkembang, pebelajar tidak lagi hanya
mengakses buku teks disekolah, namun bahan ajar sudah jauh diluar dinding
sekolah. Komputer dapat menjadi suatu perpustakaan lengkap karena mampu
menyajikan informasi dalam berbagai bentuk seperti teks, gambar, suara, data,
dan video dua arah.
Adanya
interaksi tersebut akibatnya merubah peranan guru dalam pembelajaran. Guru
dapat terpisah secara geografis dari pebelajar, dan pebelajar pun dapat belajar
dengan pebelajar dari seluruh dunia.
Kelebihan
:
· Menyajikan
variasi media.
· Memperoleh
informasi mutakhir.
· Kemudahan
dan kecepatan mengakses.
· Pertukaran
ide dengan pebelajar dari kota atau negara lain.
· Komunikasi
yang luwes antara satu sama lain pada waktu yang berbeda dan merespon kapan
saja.
· Biaya
perangkat keras, perangkat lunak, waktu belajar dan layanan telekomunikasi
secara nominal lebih rendah.
Kekurangan
:
· Materi
tidak sesuai dengan umur pebelajar.
· Pemanfaatan
hak cipta untuk tugas tugas sekolah.
· Perkembangan
yang tidak terprediksikan.
· Perawatan
harus dilakukan dengan baik dan diperlukan dukungan teknis untuk kelangsungan
penggunaannya.
· Pengaksesan
membutuhkan sarana modem atau sistem kabel agar dapat berhubungan dengan
jaringan internet.
· Kecepatan
mengakses yang lambat.
· Kurangnya
pengontrolan kualitas informasi.
3) Pemanfaatan
program belajar melalui online learning
Banyak
program belajar yang disajikan secara online. Dengan demikian, pebelajar dapat
mengakses pelajaran yang mungkin tidak terdapat di sekolah. Peserta didik juga
dapat menggunakan e-mail untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
tugas-tugas individual. Melalui komunikasi media komputer peserta didik dapat
belajar tentang budaya negara lain. Guru pun dapat mengintenskan komunikasi
dengan orang tua murid dengan menggunakan e-mail. Menggunakan komputer juga
sangat memungkinkan untuk menghubungkan pebelajar dengan orang lain atau ahli
bidang studi di luar kelas.
Peserta
didik dapat berkomunikasi lewat e-mail dengan teman lain, guru, nara sumber
dimanapun di seluruh dunia. Pengguna internet dapat berkomunikasi dengan orang
lain dengan berpartisipasi dalam kelompok diskusi, yang diklasifikasikan ke
dalam newsgroup atau mailing list, yang memungkinkan seseorang menulis
komentar, pertanyaan, dan menjawab pertanyaan orang lain untuk topik yang sama,
juga komentar dan pertanyaan dari kita.
Local
Area Network Dan Wide Area Network
Local
Area Network (LAN)
Dari
semua jaringan yang ada, yang paling sederhana adalah jaringan lokal (local
area network atau LAN). LAN hanya menghubungkan komputer untuk lokasi yang
sangat terbatas. Jaringan ini menghubungkan suatu komputer dengan komputer lain
untuk bertukar file atau sumber-sumber informasi dalam radius yang masih
terjangkau. Suatu jaringan LAN dihubungkan secara sentral kesebuah komputer
yang dilengkapi dengan server, menggunakan kabel atau yang tidak menggunakan
kabel atau yang disebut Hot Spot.
Wide
Area Network (WAN)
WAN
merupakan jaringan internet yang jangkauannya lebih luas. Bahkan WAN dapat
menghubungkan komputer yang terpisah secara geografis, misalnya antar kota,
negara dan bangsa. Contoh penggunaan jaringan WAN adalah computer conferencing
atau desktopvideo cenferencing.
Computer
conferencing adalah jaringan yang menghubungkan dua atau lebih komputer secara
bersama-sama untuk dapat saling tukar menukar informasi. Jenis teknologi ini
sekarang merupakan suatu keharusan untuk penilaian akreditasi kemajuan teknologi
di suatu perguruan tinggi.
Dekstop
video conferencing merupakan jaringan yang dapat menghubungkan orang atau
sekelompok orang dengan orang atau kelompok orang lain secara langsung. Melalui
internet dengan menggunakansoftware khusus dan video kamera, seseorang akan
mempunyai pengalaman berhubungan dengan orang lain dan dapat mendengarkan suara
serta melihat gambar asli orang yang sedang dihubungi. Model jaringan ini
disebut teleconference.
Keuntungan
:
· Mudah
berkomunikasi
· Berbagi
peragkat keras maupun perangkat lunak
· Sentralisasi
· Konsisten
· Kemutakhiran
Keterbatasan
:
·
Biaya cukup mahal untuk
suatu gedung yang luas
·
Memerlukan perangkat
lunak khusus yang kompatibel
·
Jumlah pengguna
terbatas
·
Remote tidak reliabel
·
Kecepatan respon
Beberapa tipe
e-learning
Meskipun semua e-learning disajikan dalam komputer, pembelajaran yang berbeda akan
mencerminkan asumsi belajar yang berbeda. Clark & Mayer (2003) mengemukakan
3 tipe belajar untuk memperoleh informasi sebagai berikut :
Tipe
|
Pengembangan Pelajaran
|
Digunakan
Untuk
|
Deskriptif
Perolehan informasi
|
Meliputi
sejumlah informasi dengan kesempatan praktek terbatas
|
Menginformasikan
tujuan
|
Direktif
Memperkuat respon
|
Memperoleh
respon yang sering dari pebelajar dan memberi balikan dengan segera
|
Melaksanakan
prosedur untuk mencapai tujuan
|
Diskoveri terbimbing
Membentuk pengetahuan
|
Menyiapkan
masalah-masalah tugas yang realistis dan sumber-sumber yang mendukung
|
Melaksanakan
prinsip-prinsip untuk mencapai tujuan
|
Belajar
untuk perolehan informasi
Dari sudut pandang perolehan informasi,
belajar melibatkan penambahan informasi pada ingatan seseorang. Metode
pembelajaran yang berguna adalah menyajikan sebanyak mungkin informasi,
seefisien mungkin, misalnya melalui teks di layer. Tugas guru adalah
menyampaikan informasi seperti menuangkan pelajaran dari se kendi air.
Belajar
untuk memperkuat respon
Menurut pandangan ini, belajar
memperkuat keterlibatan atau pelemahan asosiasi antara stimulus dan respon.
Dari teori stimulus-respon (S-R Bond Theory) Thorndike, bahwa belajar dilakukan
dengan melatih hubungan antara stimulus (S) dan respon (R). Metode pembelajaran
yang bermanfaat adalah latihan dan praktek, tidka sekedar melatih hubungan S-R.
Guru memberikan pertanyaan, memberi hadiah untuk jawaban yang benar dan hukuman
untuk jawaban yang salah. Tugas guru menyiapkan konten singkat diikuti dengan
pertanyaan-pertanyaan serta balikan atau koreksi. Tugas pebelajar memberi
respon secara benar untuk pertanyaan yang diberikan oleh guru dan merevisi
jawaban berdasarkan umpan balik dari guru.
Belajar
untuk membangun pengetahuan
Pandangan ini mengatakan bahwa pebelajar
membangun representasi mental yang koheren. Metode pembelajaran yang bermanfaat
adalah kinerja terbimbing, peserta didik mencoba menyelesaikan suatu tugas
pekerjaan otentik di lapangan dengan bimbingan dari instruktur tentang
bagaimana memproses suatu informasi yang masuk. Tugas instruktur adalah
memberikan bimbingan kognitif dan tugas peserta didik menyajikan materi dalam
konteks pemecahan masalah yang berkaitan.
4) Model-
model Online Learning
Dabbagh & Ritland (2005)
mengemukakan model-model online learning
sebagai berikut :
v Knowledge network
(jaringan pengetahuan)
Knowledge
network merupakan jaringan telekomunikasi yang
awalnya dibentuk secara geografis. Informasi diberikan melalui transfer
elektronik atau kegiatan kolaboratif yang mendukung produksi dan menggunakan
pengetahuan.
v Portal knowledge (pengetahuan
portal)
Portal
knowledge merupakan kiasan pelayanan yang diadopsi
oleh lingkungan internet komersil, layanan pendidikan, dan organisasi media
yang mengimplikasikan kumpulan konten lain yang legal ke dalam satu local entry point (LEP) yang sederhana.
LEP merupakan “pelabuhan yang aman” bagi pengguna dunia maya.
v Asynchronous learning
network (jaringan belajar yang tidak sinkron)
Jaringan belajar asynchronous digunakan untuk
mendeskripsikan masyarakat belajar yang melalui jaringan komputer dapat
berkomunikasi satu sama lain dan mengakses materi-materi belajar setiap saat
dari suatu tempat. Pebelajar di sini menggunakan teknologi komunikasi untuk
berinteraksi dengan sumber-sumber belajar jarak jauh, pelatih, atau mentor, dan
pebelajar lain. Jenis belajar ini lebih formal daripada jaringan pengetahuan
dan portal pengetahuan.
v Telelearning
(belajar dari jauh)
Telelearning
merupakan hubungan antar individu dengan sumber belajar melalui teknologi
komunikasi untuk belajar yang berkaitan dengan tujuan. Telelearning meliputi kegiatan-kegiatan pembelajaran seperti: tele acces (penggunaan sumber-sumber online), virtual publishing (materi-materi kelas dipubliksikan untuk umum
melalui jaringan telekomunikasi), telepresnce
(kemampuan menggunakan teknologi telekomunikasi untuk tujuan-tujuan
penemuan/penelitian), telementoring, telesharing (mendukung pergantian semua
bentuk informasi di antara pemakai melalui teknologi komunikasi), dan telecollaboration (pengguna teknologi
telekomunikasi untuk pemecahan masalah, mendesain kolaboratif dan inkuiri
kolaboratif lintas kelas)
v Virtual classroom
(kelas virtual)
Kelas virtual merupakan
lingkungan belajar online formal,
menyerupai lingkungan kelas tetapi tanpa interaksi tatap muka. Pebelajar dalam
kelas virtual berbagi pemikiran dengan guru dan teman-teman sekelas menggunakan
komputer dan perangkat keras yang memungkinkan para pebelajar mengirim dan
menerima pesan, berinteraksi dengan guru dan teman kelas, membaca dan memberi
komentar materi kuliah,menempuh tes, dan menerima balikan tanpa menghadiri
jadwal kelas.
v Web-based instruction
(pembelajaran berbasis web)
Pembelajaran berbasis
web meliputi desain terpadu dan penyajian sumber-sumber belajar melalui World Wide Web, menghadapkan pebelajar
dengan pembelajaran berbasis teks, hypermedia, multimedia, dan sumber-sumber
kolaboratif untuk keperluan pembelajaran.
5) Proses
pengembangan E-learning
v Analisis
kebutuhan
Tahap untuk menentukan
kesenjangan yang ada dengan tujuan yang diharapkan dicapai oleh suatu
lembaga/organisasi. Contoh: suatu PGSD
menerapkan teknologi e-learning untk mengikuti suatu pembelajaran. Beberapa
mata kuliah diikuti secara online, akhir
semester diketahui prestasi mahasiswa menurun. Pimpinan memutuskan pembelajaran
dilakukan secara tatap muka karena e-learning
tidak cocok dengan gaya belajar mahasiswa. Padahal penyebabnya terletak
pada program online yang tidak
terakses, disebabkan padatnya jaringan. Jadi pemecahan masalah bukan mengganti
pendekatan pembelajaran, tapi memperbaiki jaringan agar berjalan lancar.
v Mendeskripsikan
tingkat kinerja/kompetensi yang ingin dicapai
Bila e-learning
dianggap sebagai solusi yang tepat, langkah berikutnya
menganalisis apa yang hendak dicapai melalui program ini, tingkat kinerja
seperti apa yang diharapkan, perlu diidentifikasi deskripsi kinerja/kompetensi
yang indin dicapai melalui e-learning. Deskripsi ini untuk menetapkan materi pembelajaran
yang harus dipelajari. Untuk pengembang pembelajaran, langkah ini berarti
menetapkan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, kemudian memilih materi
(fakta, konsep, prinsip, dan prosedur) serta pengalaman belajar yang sesuai
untuk mendukung pencapaian kompetensi.
v Menetapkan
metode daan media pembelajaran
Metode
merupakan cara yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran, sedangkan media
sebagai pendukung yang memfasilitasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Berbagai
metode serta media yang biasa digunakan di kelas tatpa muka kemungkinan dapat
diterapkan juga pada kelas e-learning.
v Menentukan
jenis evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
Bila
pembelajaran dilakukan dengan format e-learning, desainer pembelajaran harus menyususn instrument
evaluasi yang memungkinkan pebelajar dapat melakukan evaluasi diri. Untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran, evaluasi dapat berlangsung selama proses
pembelajaran yang berupa balikan, atau revisi-revisi tugas, dengan harapan pada
akhirnya pebelajar mengetahui pencapaian hasil belajar yang telah ditempuhnya.
6) Perpaduan
E-Learning Dengan Classroom Learning (Blended Learning)
Untuk
dapat menerapkan pembelajaran dengan format e-learning murni bukankah suatu hal
yang mudah. Kemajuan teknologi saat ini selain membawa dampak positif, juga ada
segi-segi negative yang perlu dicegah, agar dapat mempengaruhi anak didik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak kecil seusia SD sudah mahir membuka
internet. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan orang tua maupun guru untuk
menunjukkan kegunaan yang positif bagi pembelajaran. Dari pengamatan penulis di
lapangan, rasanya belum memungkinkan untuk menerapkan pendekatan online secara
penuh di sekolah pada saat ini. Namun bilatidak mengikui kemajuan ini,
anak-anak didik di negeri ini akan tertinggal untuk masuk ke era global. Untuk
menerapkan pendekatan ini, ada pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan
sebagai berikut, (diadaptasi dari Rosenberg, 2000) :
-
Dimana e-learning tidak
tepat?
-
Bagaimana seharusnya
e-learning digunakan untuk mendukung classroom learning?
-
Bagaimana seharusnya
komponen e-learning dan classroom learning di urutkan?
-
Berapa banyak waktu
yang seharusnya disediakan diantaratiap komponen?
-
Bagaimana pengalaman
dalam pekerjaan dipadukan ke dalam pembelajaran?
-
akan efektifkah belajar
secara penuh diterapkan?
Peranan Baru Belajar di Kelas
Dengan seluruh potensi e-learning,
mungkin mudah untuk meniadakan kelas tradisional. Meskipun e-learning memberi
konstribusi yang besar, tidak berarti bahwa hal itu merupakan akhir kegiatan di
kelas.
Kenyataan, kegiatan belajar di kelas
memiliki peranan yang unik dalam belajar, bagaimanapun juga akan mempunyai
peranan yang bebeda dibandingkan beberapa waktu yang lalu. Interkasi kelompok,
pemecahan masalah, evaluasi kinerja, observasi ahli, pembentukan budaya, dan
tim kerja mempresentasikan atribut penitng dari system belajar, yang dalam
banyak hal dianggap sangat baik melalui pengalaman di kelas
Dengan keberadaan konten yang berubah
sepnjang waktu, masalahnya terletak pada “bimbingan pembelajar” yang harus
selalu diubah setiap waktu. Dalam hal ini bimbingan dapat diakses melalui web
yang dapat diperbaharui dengan mudah. Dengan mengakses web, kegiatan belajar
dapat dimulai dari kelas awal dan dilanjutkan dalam jangka waktu tertentu
sampai kegiatan kelas berhasil. Khususnya pembentukan belajar bermasyarakat di
antara pembelajar dan tindak lanjut akses untuk memperbaharui materi
pembelajaran. Karena perbedaan latar belakang, tingkat pengetahuan,motivasi,
kemampuan pembelajar, juga akan menambah kesulitan yang dialami peserta didik
yang belajar pada waktu yang sama untuk semua mata pelajaran.
Model
Pembelajaran
Dengan memadukan antara e-learning
dengan classroom learning, beberapa alternative pembelajaran berikut ini dapat
dipiih :
-
model kelas murni. Di
sini semua kegiatan belajar disampaikan di dalam kelas tetapi ada tugas-tugas
yang diberikan kepada pembelajar untuk mengakses internet atau web
-
pebelajar belajar
melalui online learning – pertemuan kelas – online learning lagi – pertemuan
kelas untuk keterampilan-keterampilan lanjut – pertemuan kelas atau aplikasi
praktis
-
kegiatan di kelas –
online learning – mentoring (keterampilan lanjutan) – aplikasi praktis di
lapangan
-
pertemuan kelas –
pertemuan kelas – aplikasi praktis – e mentoring – pengalaman lapangan
7) Pembangunan
Budaya Belajar
Tidaklah
mudah untuk merubah strategi pembelajaran dari belajar di kelas ke pendekatan
e-learning. Langkah penting yang dibutuhkan adalah mengembangkan budaya
belajar. Kemajuan teknologi informasi ditindaklanjuti dan dieksploitasi sebagai
sumber belajar.
Dalam
rangka menyukseskan e-learning, budaya belajar tidak sekedar ucapan bibir
belaka, melainkan harus dilaksanakan secara komprehensif dengan kegiatan
belajar, seperti dinilai selama proses belajar berlangsung apakah kegiatan belajar
berlangsung, apakah kegiatan belajar produktif dan tidak membuang-buang waktu.
Pegembangan budaya belajar memerlukan kerja keras. Setiap pebelajar harus
memiliki persepsi bahwa belajar dan bekerja itu berbeda (bahwa bekerja
menghasilkan sesuatu, sedangkan belajar tidak). Bahwa belajar hanya terjadi di
kelas, dan bahwa pembelajaran dan pelatihan merupakan dua hal yang berbeda.
Untuk mengurangi resistensi dan merubah rasa percaya diri, satu hal yang sangat
penting adalah perubahan budaya belajar.
Keuntungan internet sebagai fasilitas belajar
Pada
saat ini internet merupakan suatu komponen penting dalam belajar. Banyak
informasi dari internet yang dapat digali sebagai umber belajar. Dengan
pertumbuhan ilmu dan tehnologi, internet menjadi penting untuk mengajar
pebelajar tentang bagaimana menggunakan informasi dari internet dalam rangka
memecahkan masalah di semua konteks pada saat ini, juga masa mendatang.
Beberapa keuntungan penggunaan internet dalam
belajar
-
World
wide web (WWW) memotivasi pebelajar dari berbagai
gaya belajar
-
Program e-mail
memungkinkan komunikasi dan kolaborasi di antara para peserta didik dengan ahli
bidang studi atau dengan pebelajar lain di luar kota atau Negara lain
-
Menyajikan akses
informasi yang luas dari berbagai sumber
-
Menyajikan hasil kerja
pebelajar melalui WWW yang menciptakan rasa percaya diri dan yang paling
penting adalah hasil kerja peserta didik dapat dilihat oleh oran lain
-
Kegiatan yang
memungkinkan peningkatan kegiatan belajar di berbagai bidang pengetahuan
-
Memungkinkan semua
pendidik untuk berkumpul dan berbagi informasi dan mengkomunikasikan
kegiatan-kegiatan belajar
-
Mempemudah peranan guru
sebagai konselor dalam penemuan pengetahuan
Keterbatasan belajar
melalui ineternet
Sumber-sumber internet memiliki
kemungkinan untuk mendukung target belajar seperti halnya sumber-sumber belajar
yang lain. Internet seharusnya hanya digunakan dalam belajar jika hal itu
memungkan pebelajar mengerjakan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan sebelumnya.
Dengan semua keunggulan dan keterbatasan
e-learning salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah memadukan antara
e-learning dan classroom learning. Hal ini dapat dilakukan kalau tidak semua
kegiatan belajar dapat diakses melalui internet. Di sisi lain, untuk memperkaya
classroom learning, pebelajar juga harus mengakses informasi melalui internet.
Internet tidak seharusnya dieksploitasi hanya karena telah tersedia. Guru tidak
hanya mengakses apa yang dibutuhkan melalui internet.
3 komentar:
makasih sharingnya mbak...ijin permateri...
Terimakasih atas sharingnya, apakah ada informasi pustakanya?
This content is written very well. Your use of formatting when making your points makes your observations very clear and easy to understand. Thank you. online learning
Dí lo que piensas...